Minggu, 27 April 2014

Berbagi dengan Hati (6)

Justina mengajak anak yatim bernyanyi bersama. Sementara Aulia 'bahagia'
dengan mikrofon di tangannya, dan si Kucing tidur dengan damainya.
KITA bisa membeli kegembiraan, namun kita tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan. Tapi kalau kita mau membelikan kegembiraan buat anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa, kebahagiaan itu pasti juga akan terbeli oleh kita. Anda percaya? Yakinlah, memang banyak orang yang tak percaya akan hal itu, karena mereka belum pernah melakukannya untuk membuktikannya. Anda ingin membuktikannya? Silakan. Namun sebelumnya, ada yang wajib Anda ketahui. Sederhana saja. Yang pertama, bahwa Anda tak harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah buat membelikan anak yatim, piatu, dan dhuafa, itu, kegembiraan. Yang kedua, berikan langsung kepada anak itu, dan perhatikan bagaimana mereka menerimanya. Yang ketiga, lakukanlah dengan niat tulus ikhlas atas dasar kasih sayang dan hanya mengharapkan ridho dari Tuhan yang Maha Kuasa, serta lupakan bahwa Anda hanya ingin membuktikan apa benar Anda akan menemukan kebahagiaan dengan membelikan anak yatim, piatu, dan dhuafa, kegembiraan. Yang terakhir, bayangkan seandainya anak itu adalah Anda sendiri, atau anak kesayangan Anda.

Minggu, 20 April 2014

Berbagi dengan Hati (5)


Ini dia para penggagas, pendiri, dan penggerak Recehan untuk Indonesia.
TAK terasa, kegiatan menyantuni anak yatim yang diselenggarakan oleh komunitas gerakan moral Recehan untuk Indonesia, yang bekerjasama dengan Komunitas KQ5, Komunitas Alumni SLTA DKI Jakarta, Alumni SMPN 3 Manggarai, Alumni SMAN 3 Setiabudi, dan juga komunitas-komunitas lain, telah memasuki penyelenggaraan yang ke-5 kali. Dan dari 5 kali penyelenggaraan itu, tercatat sudah 65 anak yang disantuni. Itu memang jauh melampaui target yang direncanakan, yaitu 10 anak per penyelenggaraan. Sebab hampir pada tiap kali penyelenggaraan selalu ada tambahan anak yang ingin ikut, sehingga, walaupun tidak diberi goodybag, namun tetap diberi santunan. Karena goodybag yang disiapkan tiap minggunya memang hanya buat 10 anak.

Senin, 14 April 2014

Hirarki Keanggotaan Recehan untuk Indonesia

UNTUK menjaga nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi dari Recehan untuk Indonesia, maka kami memutuskan untuk membuat hirarki keanggotaan di dalam komunitas ini. Pembagian tersebut tentunya didasarkan pada andilnya sejak masa pra berdiri, peresmian, dan masa bakti Recehan untuk Indonesia.

Sebuah Cita-cita Bernama Recehan untuk Indonesia

KALAU saja semua orang mau menjalankan kewajibannya untuk mengeluarkan zakat dan bersedekah secara aktif, maka tak akan pernah diperlukan badan pengelola zakat dan sedekah. Karena, tak ada lagi tetangga fakir-miskin yang kelaparan atau orang sakit tanpa pengobatan. Semua akan diselesaikan oleh tetangga yang lebih mampu. Dan hidup lantas menjadi demikian indah dalam saling berbagi dan menjaga.

Minggu, 13 April 2014

Berbagi dengan Hati (4)

HARI Minggu, 13 April 2014, Recehan untuk Indonesia kembali menyelenggarakan kegiatan menyantuni anak yatim di Cafe F1, di Jalan Manggarai Utara Blok F No. 1, setelah hari Minggu sebelumnya, 06 April 2014, dilaksanakan di kediaman Ketua Pengurus Majelis Taklim Ar-Ridho, berbarengan dengan peringatan hari lahir Zainal Minang, dan penyelenggaraan pengajian rutin bulanan majelis taklim itu.

Minggu, 06 April 2014

Berbagi dengan Hati (3)

MENGAJI dan berbagi di hari jadi. Ya, itulah yang dilakukan oleh Ketua Pengurus Majelis Taklim Ar-Ridho pada hari Minggu, 6 April 2014, di kediamannya. Niatnya, sejak awal ialah ingin berbagi dengan anak yatim sambil menggelar taklim, seperti ajakan dari Justina, penggerak Recehan untuk Indonesia, yang juga peserta majelis taklim itu, saat menghadiri taklim pada awal bulan sebelumnya di Masjid SMAN 79 Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Jumat, 04 April 2014

Recehan untuk Indonesia, Meluruskan Niat Berbagi

Para Pendiri dan Penggerak Recehan untuk Indonesia. /Foto: Etty Soefiany Widiana
CIKAL-BAKALNYA ialah perasaan risih saat mengetahui bahwa komunitas sosial mengutip dari dana yang diperolehnya untuk biaya operasionalnya. Jadi, sedekah orang tidak seratus persen sampai ke tujuannya, karena dipotong buat biaya operasional untuk penyampaian dana itu.