Minggu, 20 April 2014

Berbagi dengan Hati (5)


Ini dia para penggagas, pendiri, dan penggerak Recehan untuk Indonesia.
TAK terasa, kegiatan menyantuni anak yatim yang diselenggarakan oleh komunitas gerakan moral Recehan untuk Indonesia, yang bekerjasama dengan Komunitas KQ5, Komunitas Alumni SLTA DKI Jakarta, Alumni SMPN 3 Manggarai, Alumni SMAN 3 Setiabudi, dan juga komunitas-komunitas lain, telah memasuki penyelenggaraan yang ke-5 kali. Dan dari 5 kali penyelenggaraan itu, tercatat sudah 65 anak yang disantuni. Itu memang jauh melampaui target yang direncanakan, yaitu 10 anak per penyelenggaraan. Sebab hampir pada tiap kali penyelenggaraan selalu ada tambahan anak yang ingin ikut, sehingga, walaupun tidak diberi goodybag, namun tetap diberi santunan. Karena goodybag yang disiapkan tiap minggunya memang hanya buat 10 anak.

Para penggerak Recehan untuk Indonesia dan anak-anak yatim.
Dalam penyelenggaraan tanggal 20 April 2014 agak istimewa. Sebab, selain jumlah anaknya pas, juga karena anak-anaknya berani tampil. Sehingga penggerak Recehan untuk Indonesia tak banyak mengalami kesulitan buat menghibur mereka. Soalnya, mereka mau saja diajak berkomunikasi dan bernyanyi-nyanyi. Bahkan ada 4 anak laki, salah satunya yatim-piatu, yang hapal kisah rasul – maulid biasanya orang menyebutnya. Maka, kami memberikan mikrofon kepada mereka untuk melantunkannya. 

Menyimak tausiah dari Ustadzah Denny.
Sementara mereka membacakannya (dalam irama khas pembacaan kisah rasul), kami semua menyimak dengan penuh perhatian. Karena kisah itu disampaikan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Dan, luar biasa, itu adalah riwayat hidup Nabi Muhammad SAW sejak masih dalam kandungan ibunya, Aminah, hingga wafatnya. Mereka hapal bahasa Arabnya, hapal juga terjemahannya – dalam bahasa Indonesia, dan hapal pula irama dalam membawakannya. 

Acaranya seperti biasa
Anak-anak yatim saat membacakan kisah rasul.
Sesuai urutan acara yang disusun oleh penggerak Recehan untuk Indonesia, acara dimulai dengan sholat Dzuhur berjamah di masjid. Usai sholat, barulah makan siang digelar di Cafe F1. Untuk menjalin keakraban, maka kali ini semua peserta acara – anak-anak yatim, pendamping, penggerak Recehan untuk Indonesia, dan juga para tamu – makan bersama. Semua duduk bersila di lantai dan menyantap hidangan dalam menu yang sama, yaitu nasi dengan Ayam Polez.

Justina dan Maya mengajak anak-anak yatim bernyanyi bersama.
Selesai makan, sambil menikmati rasa kenyang, acara dilanjutkan dengan tausiah, yang kali ini disampaikan oleh Ustadzah Denny – yang cucu dari Almarhum Abah Anom, dari Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Dalam tausiahnya, Ustadzah Denny menasihati para anak yatim agar jangan bersedih dan tetap memelihara iman, dengan sabar dan sholat. Mereka juga diminta agar mematuhi ibunya dan terus belajar dengan giat.

Saat penyampaian goodybag dan santunan buat anak yatim.
Usai Ustadzah Denny memberi tausiah, acara dilanjutkan dengan hiburan. Maka, sambil menikmati hidangan pencuci mulut, buah-buahan, acara hiburan dimulai, yaitu dengan mengajak anak-anak untuk menyanyi. Sementara Andrianto Kribo sudah siap dengan keyboardnya, siap mengiringi setiap nyanyian. Namun ternyata, para anak yatim masih agak malu-malu. Untung saja Ibu pendamping memberitahu bahwa anak-anak itu hapal kisah rasul. Maka penggerak Recehan untuk Indonesia segera membujuk agar 4 anak yang hapal kisah rasul itu mau tampil. Alhamdulillah mereka mau.

Subhanallah yang telah menggerakkan hati dan langkah... jauh-jauh dari Cikampek
membawakan wadah makanan dan gelas buat anak-anak yatim.
Terima kasih Cheriyanah Nur. Jazakumullah khoiron katsiro.
Setelah dibuka dengan pembacaan kisah rasul, maka acara hiburan dilanjut dengan bernyanyi-nyanyi bersama. Lagunya lagu  anak-anak, dari karya-karya abadi AT Mahmud, Pak Kasur, dan lain-lain. Justina yang jadi pembawa acara dan sekaligus penyanyi pembuka. Justina menyanyikan sebuah lagu untuk memancing anak-anak ikut menyanyi. Alhamdulillah semuanya gembira. 

Satu Bajaj untuk 12 orang
Alhamdulillah ada tambahan isi goodybag dan Fitri WD. Mudah-mudahan jadi
berkah. Dan membuat anak yatim jadi sehat dan cerdas.
Di pengujung acara hiburan, acara santunan dilaksanakan pada setelah waktu Ashar. Para penggerak Recehan untuk Indonesia segera menyiapkan goodybag dan amplop santunan. Goodybagnya dipisah antara untuk anak laki-laki dengan anak perempuan, sebab goodybag untuk anak perempuan berisi boneka pula, selain alat-alat tulis, biskuit, ting-ting kacang, dan susu.

Sudah 10 orang di dalam bajaj, dan 2 orang lagi harus naik. Masya Allah...!
Usai santunan disampaikan, Ibu pendamping mengiring anak-anak untuk pulang. Dan kejutan pun terjadi. Mulanya, penggerak Recehan untuk Indonesia mengira, mereka anak menumpang bajaj dalam 2 kendaraan. Tapi ternyata hanya dengan 1 bajaj. Penggerak Recehan untuk Indonesia menawarkan untuk memanggil satu bajaj lagi. Tapi Ibu pendamping menolak. Maka, jadilah 10 anak ditambah Ibu pendamping itu dijejalkan ke dalam satu bajaj. Total penumpang bajaj itu jadi 12 orang dengan sopirnya. Luar biasa.

Bajaj berlalu dengan 12 orang penumpangnya....
Kami, penggerak Recehan untuk Indonesia dan para tamu yang hadir dalam acara, ternganga-nganga melihat bagaimana bajaj bermuatan 12 orang itu menggelincir pergi. Ya Tuhan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar